Selasa, 14 Juni 2011

Perjakaku diambil Ibu tiriku

Cerita ini terjadi sekitar sepuluh tahun yang lalu, dikeluargaku yang mulai berantakan, ayahku dan ibuku sudah lama tiada, kakak-kakakku di luar kota semua, dirumah tinggallah Ibu tiriku yang bernama Maryati yang biasa dipanggil orang-orang Tati, usianya saat itu 38 tahun, sementara aku masih kuliah semester terakhir di lain kota.

Sebetulnya kami adalah keluarga yang cukup terpandang dan berkecukupan di daerah tempat kami tinggal. Dahulu ayahku memang beristri dua, jadi Tati ini adalah istri kedua mendiang ayahku alias ibu tiriku, sehingga usianya hanya berpaut beberapa tahun saja dariku. Orangnya memang masih terlihat cantik dan seksi, apalagi saat berpakaian ketat nampak sekali sangat menggairahkan bagi kaum adam yang melihatnya. Tutur katanya yang santun terkadang disalah artikan oleh sebagian laki-laki yang berpikiran kotor. Tidak terlepas kakak-kakakku pun kerap kali menggodanya, bahkan terkadang sedikit kurang ajar padanya. Cuma aku yang masih menghormatinya sebagai orang tua, walaupun sebagai laki-laki normal aku pun memiliki perasaan yang sama seperti kakak-kakakku itu.


Suatu hari cuaca di luar sangat mendung, ibu tiriku tengah sibuk memasak di dapur, aku yang kebetulan di rumah seperti biasa malas-malasan di kamar, kedua kakakku kabarnya juga sebentar lagi pulang kata ibu tiriku yang begitu sayang pada kami. Selesai menghidangkan makan siang di meja, ibu tiriku menghampiriku di kamar dan mengajakku ke ruang makan sambil menunggu kedua kakakku datang. Saat ibu tiriku masuk aku lagi tidur-tiduran sambil membuka-buka majalah, ibu tiriku langsung duduk di sebelahku seperti biasa dia memperlakukanku seperti anak kecil, maklumlah aku anak bungsu dan paling alim di rumah. Lama kelamaan kakinya jadi naik ke tempat tidurku, mau tidak mau kakinya yang jenjang itu jadi terlihat olehku mulai dari sebatas paha sampai ke betisnya, betapa putih dan begitu mulusnya.


Ibu tiriku mulai menciumi aku yang tengah terlentang, aku jadi tak berdaya dalam dekapannya yang penuh nafsu itu. Tangannya mulai turun menyusup ke dalam celana pendekku, jemarinya langsung meremas-remas penisku yang masih terkulai lemas. Perlahan dia mulai mengulum dan menjilati penisku, dengan penuh gairah ibu tiriku terus merangsangku, belahan dadanya dibenamkan ke mukaku, sambil menggoyang-goyangkan payudaranya. Penisku jadi terangsang olehnya, perlahan-lahan penisku pun mulai mengeras dan tegang, apalagi saat tangan ibu tiriku semakin jadi mengocok batang penisku itu. Celana pendekku dalam sekejap sudah terlepas entah kemana, aku jadi sedikit malu dalam keadaan telanjang seperti itu. Tapi ibu tiriku terus menggumul tubuhku dengan sangat bernafsu. Pakaiannya pun semakin tersingkap tidak karuan, sementara celana dalamnya sudah mulai dilepasnya, ibu tiriku pun mulai naik keatas tubuhku sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya yang berada di atas penisku. Dia berusaha meraih batang penisku untuk ditempelkan ke vaginanya. Tanpa kata-kata semuanya berlangsung secara otomatis, sampai akhirnya seluruh penisku terbenam dalam lubang vaginanya. Ibu tiriku semakin ganas menggumuli aku, pinggulnya berputar-putar dan bergoyang-goyang membuat penisku semakin menancap ke dalam lubang vaginaya,sungguh nikmat luar biasa rasanya.


Hampir setengah jam kami bergumul dalam permainan terlarang itu, ibu tiriku benar-benar mahir melumpuhkan pria di tempat tidur, aku sampai tidak berdaya merintih-rintih karena rasa nikmat oleh gerakan erotis dan gairah sexnya yang luar biasa itu, vagina ibu tiriku terasa berdenyut-denyut meremas batang penisku. Akhirnya aku mencapai puncaknya, air maniku tumpah dalam lubang vagina ibu tiriku, bersamaan dengan itu lenyaplah sudah perjakaku di vaginanya itu. Dengan sedikit rasa menyesal, aku terdiam sejenak sementara penisku masih terbenam dalam vagina ibu tiriku itu.


Kulihat ibu tiriku tersenyum puas sambil menciumku berkali-kali, dia terus menggoyangkan pinggulnya memainkan penisku yang masih terbenam dalam vaginanya itu, tiba-tiba kami dikagetkan oleh kedatangan tiga lelaki yang kukira kakakku, mereka sudah berdiri di sebelah tempat tidurku. Wajah-wajahnya tidak kukenali sama sekali karena mereka bertopeng semua, aku buru-buru melepaskan diri dari dekapan ibu tiriku yang masih berpakaian acak-acakan itu, dengan penuh rasa takut aku berusaha meraih pakaianku yang tercecer dan berserakan di tempat tidurku, tiba-tiba salah satu dari mereka membentak agar kami tidak bergerak kecuali atas perintahnya. Akhirnya tak ada sedikitpun yang pakaianku maupun ibu tiriku yang berubah dari tempatnya, kami terdiam dalam keadaan telanjang, kecuali ibu tiriku yang memang sejak bersetubuh denganku tadi tidak sampai melepaskan seluruh pakaiannya.


Entah apa yang dibicarakanya, mereka pun terlihat berbisik sesama temannya, lalu seorang yang berbadan agak kekar memanggil ibu tiriku agar berdiri dari tempat tidur. Ibu tiriku pun menurutinya walau dengan perasaan cemas, lalu di tariknya tangan ibu tiriku oleh orang itu ke tengah rumah. Sementara yang lainnya mengikat kedua tanganku dengan paksa dan menyuruhku berjalan ke ruang tengah bergabung dengan ibu tiriku yang lebih dulu disana, kulihat mereka menguras seluruh benda berharga dari dalam lemari.

Aku dan ibu tiriku pasrah saja melihat apa yang mereka lakukan, sampai mereka anggap cukup dengan benda-benda yang didapatnya. Mereka terlihat mahir dan sepertinya tidak asing lagi dengan posisi benda-benda berhaga yang disimpan ibu tiriku.

Lalu mereka bertiga menghampiri kami di ruang tengah, aku melihat gelagat yang kurang baik dari mereka saat mereka memegangi tangan dan kaki ibu tiriku, dan merentangkan kedua pahanya, mata mereka tertuju pada vagina ibu tiriku yang sudah tidak mengenakan celana dalam sejak bersetubuh denganku tadi. Mereka mengancam ibu tiriku agar tidak berteriak, salah satu dari mereka melepaskan celananya, dia menyodorkan penisnya ke arah ibu tiriku, dengan nada memaksa ibu tiriku disuruh mengulum penisnya yang hitam dan sedikit terlihat kotor itu, dengan terpaksa dikulumnya penis orang itu oleh ibu tiriku, sampai jadi mengeras dan tegang luar biasa, dia pun mendesih karena keenakan dengan jilatan ibu tiriku pada penisnya itu, lalu tangannya menekan kepala ibu tiriku berulang-ulang sampai seluruh batang penisnya keluar masuk dalam mulut ibu tiriku. Sesekali dia cabut penisnya itu sambil digesek-gesekkan di pipi ibu tiriku berulang-ulang, lalu dibenamkannya lagi ke dalam mulut ibu tiriku dengan ganasnya. Persis seperti di adegan film blue yang sering kutonton di VCD bersama teman-temanku di tempat kos ku.


Bersamaan dengan itu kedua temannya terlihat mulai meraba-raba kedua payudara ibu tiriku yang memang sudah menggelayut keluar dari bra nya, seusai bersetubuh denganku tadi. Dengan ganasnya mereka meraba-raba seluruh bagian tubuh ibu tiriku, bahkan salah satu dari mereka mulai meraba-raba vagina ibu tiriku, seperti anjing yang sedang kelaparan, ditelusurinya tiap lekuk tubuh ibu tiriku, sementara tangannya sambil mengocok-ngocok penisnya sendiri sampai terlihat tegang, kemudian dengan paksa dia berusaha memasukan penisnya itu ke dalam vagina ibu tiriku yang sedang menugging karena dipaksa menjilati penis temannya yang satu lagi. Ibu tiriku merintih-rintih kesakitan karena paksaan itu, tapi mereka tidak memperdulikannya, malah mereka semakin menjadi-jadi meremas-remas seluruh tubuh ibu tiriku dengan kasarnya, seperti sekelompok binatang buas yang sedang mengerumuni mangsanya, kulihat ibu tiriku pun menggelinjang kekiri ke kanan akibat remasan tangan-tangan jahat mereka, dan akhirnya ibu tiriku pun mulai kesal dengan perlakuan mereka itu, lalu dikeluarkannya penis orang itu dari mulutnya sambil mulai mengocoknya dengan cepat sampai terlihat kelojotan, tiba-tiba saja air maninya muncrat menyemprot ke dada ibu tiriku, dia pun langsung terkulai lemas di lantai. Melihat temannya selesai mendapat kepuasan, seorang lagi dari mereka langsung menerkam ibu tiriku dari depan, sambil membenamkan penisnya ke dalam mulut ibu tiriku yang tengah merintih kesakitan karena vaginanya yang lagi sodok-sodok dengan kasar oleh penis temannya. Dengan terburu-buru akhirnya mereka mempercepat perbuatannya yang terkutuknya itu, lalu dia hentak-hentakkan dengan cepat penisnya kedalam mulut ibu tiriku sampai air maninya muncrat dan langsung tertelan oleh ibu tiriku, sementara temannya yang satu lagi terus menggenjot penisnya dalam-dalam ke lubang vagina ibu tiriku, sambil mendesah hebat saat air maninya menyemprot dalam lubang vagina ibu tiriku. Akhirnya ketiga orang itu pun terkulai lemas setelah mereguk kenikmatan dari tubuh ibu tiriku, selama kurang lebih satu jam setengah di ruang tengah kami secara bergatian.


Selesai sudah kejadian biadab terhadap ibu tiriku siang itu, mereka pun berlalu seakan tanpa dosa meninggalkan ibu tiriku dalam keadaan tergeletak dengan pakaian yang acak-acakan, sementara aku dalam keadaan tergeletak dengan tangan terikat. Tidak lama kemudian kedua kakakku datang dan langsung menolong kami. Suatu hal yang aneh bagiku saat itu, kenapa kakakku tidak menanyai tentang kejadian tersebut, seakan-akan dia tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dan banyak lagi keanehan-keanehan lain bagiku akan kejadian itu, terutama terhadap kedua kakakku yang sejak lama memang kurang menyukai ibu tiriku itu.


Semenjak itu aku jadi kurang simpatik terhadap kedu kakakku itu, dan yang jelas jadi lebih hati-hati, pengalaman pahit terhadap ibu tiriku selalu membekas dalam ingatanku, disisi lain aku jadi tambah sayang terhadap ibu tiriku itu. Sampai akhirnya aku pun mengambil keputusan untuk menyelesaikan kuliahku di Jakarta saja, agar tidak jauh dari ibu tiriku, karena kedua kakakku sudah tidak mungkin lagi diharapkan. Ibu tiriku pun sangat senang aku bersedia pindah lagi ke Jakarta, apalagi hendak serumah dengannya, mungkin suatu harapan dan pengharapan yang lain dibalik semua rasa sayangnya terhadapku, yang jelas kamarnya pun pasti selalu terbuka untukku kapanpun aku menginginkan aroma erotisnya, juga sebaliknya aku pun harus siap jadi pemuas nafsunya kapanpun dia membutuhkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar